-->

Sanksi Ekonomi ke Rusia Terus Ditingkatkan Usai Invasi ke Ukraina, Begini Perlawanan Moskow

- Maret 04, 2022
Rusia mengakui bahwa mereka tidak perduli dengan sanksi ekonomi Eropa dan AS usai invasi ke Ukraina.

Sanksi global ini sempat membuat mata uang Rusia anjlok namun segera ditangani oleh bank sentral setempat.

Rusiapun dikabarkan telah mulai melakukan kebijakan pembalasan atau tit for tat atas sanksi tersebut.

Di bidang media, pelarangan media Russia Today dkk dibalas dengan pemblokiran siaran BBC, DW dan beberapa media barat di Rusia.

Di bidang internet beberapa aplikasi seperti Google Play dan lain sebagainya diblokir sehingga mengharuskan pengguna android dan smartphone di Rusia beralih ke produk lokal atau buatan Tiongkok atau India yang telah memiliki banyak user.

Rusia suatu saat mungkin akan mempunyai infrastruktur internet lokal sebagaimana Tiongkok dan Korea Utara.

Di bidang semi konduktor, Rusia dilaporkan terus meningkatkan investasi pada bidang manufaktur IC atau Chip sehingga industri hi tech Rusia tidak terganggu dan terus kompetitif di pasaran.

Di bidang antariksa, roket Rusia dilaporkan telah meninjau kembali kontrak dengan perusahaan dari Eropa dan AS. Salah satu yang kena kebijakan ini adalah peluncuran satelit One Web dari Inggris saingan Starlink SpaceX.

Rusia kemungkinan akan mengandalkan pasar Amerika Latin, Afrika dll untuk peluncuran satelitnya.

Walau begitu Eropa dan AS juga tidak berencana untuk mendukung industri antariksa Ukraina yang sekarang sedang megap-megap.

Konflik Ukraina dan Rusia telah memasuki minggu kedua. Ibukota Kyiv kini sedang dikepung oleh Rusia dan diperkirakan pengamat akan segera dikuasai oleh Rusia meski mendapat perlawanan sengit dari warga lokal.

Presiden Vladimir Putin mengatakan kepada media bahwa sebentar lagi tujuan utama operasi militer mereka akan tercapai namun tidak menjelaskan apakah konflik akan berakhir atau tidak.

Sementara itu, Rusia terus melakukan peningkatan hubungan dengan berbagai negara sahabatnya seperti negara CSTO di Asia Tengah dan lain sebagainya.

Di Afrika, Rusia dilaporkan akan segera mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Mali yang kini sedang mengalami embargo ekonomi dari Perancis dan sekutunya.

Sementara itu para pemimpin di Sudan telah membuka kembali peluang untuk mengijinkan Rusia membuka pangkalan angkatan laut di negara tersebut.

Rencana pembukaan pangkalan angkatan laut Rusia di Sudan sudah lama diwacanakan, namun karena perubahan konstalasi politik internal Sudah, rencana ini sempat ditangguhkan.



Advertisement