ilustrasi (sumber) |
“Semua negara yang maju tidak mungkin tanpa penguasaan teknologi antariksa dan penginderaan jauh. Ini merupakan suatu langkah menjalin networking yang perlu dipertahankan. Dan intinya, nantinya itu kita mengharapkan pemerintah itu mempunyai visi yang lebih ambisius di bidang antariksa dan penginderaan jauh,” ungkap, Kepala IEEE AESS/GRSS joint Charter Indonesia, Dr. Arifin Nugroho, Kamis (20/9/2018) di Discovery Kartika Plaza Hotel.
Dr. Arifin menambahkan, contoh visi ambiusius pemerintah kenapa tidak di tahun 2030 Indonesia meluncurkan roket ke Planet Mars.
“Kita ingin adanya pemikiran seperti ini kalau itu diucapkan oleh The Top (Presiden RI) akan bisa membawa policy-policy lainnya akan mengarah ke sana (tahun 2030 bisa meluncurkan roket),” tambahnya.
Di mana upaya harapan di tahun 2030 itu Indonesia bisa meluncurkan roket ke Mars dengan memintarkan orang Indonesia sendiri, baik di pendidikan bidang society scientific yang ada maupun elemen-elemen riset seperti LAPAN dan lainnya untuk berkembang makin maju.
“Kita sebenarnya memiliki elemen-elemen (SDM) yang begitu banyak dan kaya, hanya perlu suatu dorongan dan dukungan ke arah sana (harapan 2030 meluncurkan roket ke Mars),” ungkapnya.
India yang bisa dikatakan tidak makmur tetapi karena visi pemerintahannya harus bisa penguasaan teknologi di bidang antariksa, akhirnya mereka berhasil menerbangkan roket ke Mars.
“Yang diperlukan untuk mencapai harapan Indonesia tahun 2030 menerbangkan roket ke Mars yakni harus menguasai teknologi roket, teknologi mikro elektronik, teknologi optimal kontrol sistem, teknologi telekomunikasi dan teknologi mikro elektronik,” tuturnya.
ICARES 2018 diadakan di Hotel Discovery Kartika Plaza, Kuta Badung dan dihadiri oleh Kepala LAPAN, Kepala IEEE AESS/GRSS joint Chater Indonesia, Kepala IEEE Indonesia. (sumber)
Advertisement