-->

Ini Kinerja Emiten BUMN, BRI Juara Laba & Telkom Jawara Omzet

- Agustus 08, 2019
ilustrasi



KAWAN JULKIFLI MARBUN -- Beberapa minggu ini kinerja keuangan perusahaan pelat merah atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) banyak menjadi sorotan publik. Mulai dari kesulitan keuangan hingga beberapa direksi yang terciduk oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Lepas dari sengkarut persoalan di atas, ada sejumlah BUMN yang tercatat sebagai perusahaan publik. Sebagian besar sudah melaporkan kinerja

Kinerja emiten-emiten tersebut bagaimana kondisi BUMN yang lainnya secara keseluruhan? Apakah benar performa keuangan banyak yang mengindikasikan kesulitan keuangan?

Tim Riset CNBC Indonesia mencoba merangkum capaian pendapatan dan laba perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dari 20 perusahaan yang terdaftar, 75% atau 15 perusahaan sudah melaporkan kinerjanya.

Lima perusahaan yang belum melaporkan adalah PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Timah Tbk (TINS).
Kinerja Emiten BUMN, BRI Juara Laba & Telkom Jawara OmzetFoto: CNBC Indonesia/Dwi Ayunintyas

Melansir tabel di atas mayoritas emiten pelat merah masih melaporkan performa yang cukup memuaskan.

Dari 15 emiten, 10 diantaranya membukukan pertumbuhan positif pada pos laba bersih dan hanya dua emiten yang menorehkan rapor merah. Bahkan terdapat emiten yang sebelumnya merugi, pada periode kali ini berhasil mengantongi keuntungan.

Pertumbuhan omzet paling pesat dibukukan oleh emiten produsen semen, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Hingga akhir Juni 2019, SMGR membukukan pertumbuhan pendapatan dua digit yakni 22,86% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 16,35 triliun.

Sayangnya laba bersih perusahaan justru anjlok 50,09% YoY menjadi Rp 484,78 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 971,34 miliar. Besar kemungkinan anjloknya laba dipengaruhi beban keuangan yang naik lebih dari 3 kali lipat menjadi Rp 1,5 triliun, dibandingkan dengan tahun lalu yang senilai Rp 459,62 miliar.

Di lain pihak, emiten dengan total perolehan pendapatan terbesar dicatatkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan omzet mencapai Rp 69,35 triliun.

Meskipun menjadi jawara dari sisi pemasukan, perolehan laba TLKM masih kalah dengan capaian laba yang dicatatkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Pada semester I-2019, TLKM mengantongi keuntungan sebanyak Rp 11,08 triliun. Sedangkan keuntungan yang dibukukan oleh BBRI mencapai Rp 16,31 triliun, dimana secara tidak langsung perusahaan juga berhasil menorehkan tingkat imbal hasil (Net Profit Margin/NPM) yang cukup tinggi, yakni 28,39%.

Lebih lanjut, emiten yang sanggup membalikkan keterpurukannya adalah PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Pada semester I-2018 perusahaan tercatat merugi Rp 1,65 triliun, namun pada semester pertama tahun ini GIAA berhasil mengantongi keuntungan sebesar Rp 341 miliar.

Sementara itu, PT Indofarma Tbk (INAF) justru berkebalikan dengan GIAA. Perusahaan yang tahun lalu mencatatkan untung, pada periode kali ini justru merugi. Hingga akhir Juni 2019, INAF membukukan kerugian sebesar Rp 24,36 miliar, di mana tahun lalu keuntungan yang dibukukan perusahaan sebesar Rp 253,19 juta. (sumber)
Advertisement