KAWAN JULKIFLI MARBUN -- Sebanyak 140 tim meramaikan kompetisi usaha rintisan agribisnis (Agribusiness Startup Competition) yang digelar Pemkab Banyuwangi. Kompetisi yang didedikasikan khusus untuk anak muda agar terjun ke bisnis pertanian itu ternyata mendapat sambutan luar biasa.
"Ini di luar dugaan kami, ternyata banyak anak muda yang ingin dan sedang menggeluti bisnis pertanian. Terbukti dari banyaknya peserta yang mendaftar secara online,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Selasa (15/5/2018).
Menurut Anas, kompetisi ini digelar untuk mengajak kaum muda terjun ke bisnis pertanian. Tren anak muda yang mau bisnis pertanian makin susut. Semuanya ingin jadi pegawai bank atau wiraswasta di bidang nonpertanian.
“Lewat ajang ini, kami tunjukkan bahwa sektor pertanian bisa hasilkan banyak uang, misalnya dengan nilai tambah padi, kopi, hortikultura, dan sebagainya,” katanya.
Dia menambahkan, ini merupakan kompetisi pertama. Ke depan, Pemkab Banyuwangi akan melibatkan perbankan agar bisa ikut langsung memberi hadiah dan pinjaman bagi pemenang.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Arief Setiawan menjelaskan Banyuwangi Agribusiness Startup Competition terdiri atas dua kategori, yaitu business plan (perencanaan bisnis) dan bisnis rintisan yang sudah berjalan.
Sebanyak 140 tim peserta itu terdiri atas 33 tim untuk bisnis rintisan yang sudah berjalan, dan 107 peserta mengajukan usiness plan. Mereka berebut hadiah modal kerja Rp100 juta.
Arief menambahkan, para peserta mengajukan diri untuk pengembangan usaha pertanian, seperti pupuk organik cair, produk olahan buah, aplikasi pertanian, hingga pengolahan peternakan dan perikanan.
”Mereka akan masuk sesi interview, mempresentasikan usahanya kepada juri, mulai rencana usaha, strategi pengembangan usaha, omset, hingga pemasaran,” jelas Arief.
Setelah interview, tim juri akan melakukan survei lapangan. Tim juri mengecek usaha yang diajukan peserta, baik yang rintisan ataupun yang tengah dirancang.
"Bagi pemenang, selain mendapatkan modal kerja, mereka mendapatkan mentoring program dari pakar keuangan, pemasaran kreatif, dan praktisi usaha pertanian sukses. Untuk peserta lainnya, tetap mendapatkan pendampingan pengembangan usaha dari praktisi bisnis yang bermitra dengan Pemkab Banyuwangi," jelas Arief.
Sementara itu, sejumlah peserta antusias menyiapkan diri dalam kompetisi ini. Salah satunya Intan Lestari Mulyaningtias. Dara lulusan S2 Universitas Negeri (UN) Malang ini ingin mengembangkan usaha bunga.
”Saya namai usaha ini Alas Kembang, kita ambil dari kebun bunga yang segera kami kembangkan di wilayah Songgon di kaki Gunung Raung," ujar dara 25 tahun itu.
Adapun Dani Setiawan dari Kecamatan Tegaldlimo mengembangkan olahan buah naga. ”Keluarga saya punya kebun buah naga. Karena harganya kerap fluktuatif panen, saya kepikiran mengolahnya menjadi produk baru bernilai lebih tinggi,” ujarnya. (sumber)
"Ini di luar dugaan kami, ternyata banyak anak muda yang ingin dan sedang menggeluti bisnis pertanian. Terbukti dari banyaknya peserta yang mendaftar secara online,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Selasa (15/5/2018).
Menurut Anas, kompetisi ini digelar untuk mengajak kaum muda terjun ke bisnis pertanian. Tren anak muda yang mau bisnis pertanian makin susut. Semuanya ingin jadi pegawai bank atau wiraswasta di bidang nonpertanian.
“Lewat ajang ini, kami tunjukkan bahwa sektor pertanian bisa hasilkan banyak uang, misalnya dengan nilai tambah padi, kopi, hortikultura, dan sebagainya,” katanya.
Dia menambahkan, ini merupakan kompetisi pertama. Ke depan, Pemkab Banyuwangi akan melibatkan perbankan agar bisa ikut langsung memberi hadiah dan pinjaman bagi pemenang.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Arief Setiawan menjelaskan Banyuwangi Agribusiness Startup Competition terdiri atas dua kategori, yaitu business plan (perencanaan bisnis) dan bisnis rintisan yang sudah berjalan.
Sebanyak 140 tim peserta itu terdiri atas 33 tim untuk bisnis rintisan yang sudah berjalan, dan 107 peserta mengajukan usiness plan. Mereka berebut hadiah modal kerja Rp100 juta.
Arief menambahkan, para peserta mengajukan diri untuk pengembangan usaha pertanian, seperti pupuk organik cair, produk olahan buah, aplikasi pertanian, hingga pengolahan peternakan dan perikanan.
”Mereka akan masuk sesi interview, mempresentasikan usahanya kepada juri, mulai rencana usaha, strategi pengembangan usaha, omset, hingga pemasaran,” jelas Arief.
Setelah interview, tim juri akan melakukan survei lapangan. Tim juri mengecek usaha yang diajukan peserta, baik yang rintisan ataupun yang tengah dirancang.
"Bagi pemenang, selain mendapatkan modal kerja, mereka mendapatkan mentoring program dari pakar keuangan, pemasaran kreatif, dan praktisi usaha pertanian sukses. Untuk peserta lainnya, tetap mendapatkan pendampingan pengembangan usaha dari praktisi bisnis yang bermitra dengan Pemkab Banyuwangi," jelas Arief.
Sementara itu, sejumlah peserta antusias menyiapkan diri dalam kompetisi ini. Salah satunya Intan Lestari Mulyaningtias. Dara lulusan S2 Universitas Negeri (UN) Malang ini ingin mengembangkan usaha bunga.
”Saya namai usaha ini Alas Kembang, kita ambil dari kebun bunga yang segera kami kembangkan di wilayah Songgon di kaki Gunung Raung," ujar dara 25 tahun itu.
Adapun Dani Setiawan dari Kecamatan Tegaldlimo mengembangkan olahan buah naga. ”Keluarga saya punya kebun buah naga. Karena harganya kerap fluktuatif panen, saya kepikiran mengolahnya menjadi produk baru bernilai lebih tinggi,” ujarnya. (sumber)
Advertisement