-->

Plus Minus Sekolah Anak di Luar Negeri, Perlukah atau Buang Waktu?

- April 04, 2018
Info kuliah di luar negeri baca sumber di sini
KAWAN JULKIFLI MARBUN -- Beberapa teman yang sudah berkeluarga pernah menanyakan plus minus sekolah luar negeri,  urgensinya dan kekurangannya.

Bila dilihat secara umum, sekolah di luar negeri dan dalam negeri sama-sama mempunyai keistimewaan dan karakteristik tersendiri.

Hal itu tergantung kebutuhan dari orang tua atau keinginan si anak. Berikut beberapa alasan mengapa orang kuliah atau belajar ke luar negeri.

1. Tugas kuliah dari kantor, perusahan dan lembaga

Bila sudah menjadi tugas atau kewajiban dari kantor yang berangkutan, mau tidak mau harus menjalankannya kecuali ybs memang sudah menolak.

2. Mata kuliah yang diinginkan hanya ada di luar negeri

Terkadang ada yang ingin kuliah di luar negeri karena mata kuliahnya tidak tersedia di Indonesia. Walau saat ini hampir semua mata kuliah memang sudah ada di dalam negeri.

Misalnya di India ada studi doktoral khusus tabla, magic dan lain sebagainya yang unik-unik.

3. Ingin mempunyai jaringan luar negeri

Ternyata ada orang tua yang mendorong anaknya kuliah di luar negeri karena ingin ekspansi usaha di sana. Misalnya Tiongkok, Malaysia, Singapura dll. Sembari kuliah anaknya dapat mencari peluang usaha atau menjadi pemasok dari luar negeri.

4. Komparasi studi dan kemajemukan sumber ilmu

Poin ini hampir sama dengan poin pertama. Bisanya universitas, sekolah swasta yang beken atau pesantren, sengaja mengirim guru atau santrinya belajar ke luar negeri untuk mencari kemajemukan sumber ilmu. Misalnya pada era Orde Baru, banyak dosen dikirim kuliah ke Kanada, Amerika serikat dan Eropa selain ke Mesir.

Satu lagi info kuliah di luar negeri (Taiwan) baca sumber di sini


5. Petualangan

Ada juga yang memilih kuliah di luar negeri karena ingin berpetualang. Karena kuliah dan petualangannya mempunyai prioritas yang sama maka yang bersangkutan harus menerima apa saja yang menjadi risiko pilihannya. Misalnya kuliah di Mesir terpaksa harus belajar agama karena peluang untuk orang asing akan lebih mudah diterima di mata kuliah agama.

6. Kuliah ke luar negeri karena beasiswa

Peluang mendapat beasiswa dalam negeri saat ini sudah banyak. Hanya saja, terkadang nasib seseorang sukses mendapatkan tawaran beasiswa dari luar negeri.

Kekurangan kuliah ke luar negeri:

1. Khususnya bagi mahasiswa yang terjun sendiri, bukan tugas belajar dll, hambatan paing utama adalah harus kehilangan waktu minimal setahun pascalulus untuk mengurus administrasi penyetaraan ijazah.

Birokrasi dalam negeri saat ini sudah lebih baik dan lebih sering mempermudah. Namun tetap saja hambatan alami tidak bisa dipungkiri.

Misal: penyetaraan ijazah hanya ada di Jakarta, sehingga mahasiswa dari ujung Indonesia sekalipun wajib datang sekali atau dua kali ke Jakarta untuk penyetaraan yang belum tentu bisa selesai dalam waktu singkat.

Apabila lupa melakukan legalisasi ijazah atau memenuhi persyaratan lainnya, mengurus ke luar negeri menjadi hampir mustahil dan bisa mengambil masa waktu yang tidak sedikit.

2. Mahasiswa harus mempunyai strategi dan kemampuan luar biasa untuk menyelesaikan perkualiahannya. Khususnya bagi yang tinggal sendiri di sebuah universitas, yang belum ada rekan senegaranya, risiko kematian mendadak saat sakit bisa lebih tinggi karena tidak ada yang mengetahui.

Terdapat satu atau dua kasus mahasiswa ditemukan telah meninggal dunia di kamarnya diduga karena sakit. Kejadian ini tentunya bisa juga terjadi di dalam negeri.

3. Dari informasi yang beredar di kalangan mahasiswa kedokteran, calon mahasiswa yang terjun sendiri atau bukan dari dinas untuk menuntut ilmu S1 kedokteran di luar negeri belum tentu mudah diterima di dalam negeri.

Kelebihan dan kekurangan kuliah di dalam negeri

1. Kekurangannya tentunya adalah pilihan tempat dan masyarakatnya. Mereka yang kuliah di Jepang tentu akan mempunyai  kelebihan dari mereka yang kuliah di dalam negeri, walapun perbandingannya dengan mahasiswa yang kuliah sastra Jepang.

2. Kelebihan kuliah di dalam negeri adalah mahasiswa tidak terlalu menghabiskan waktu yang banyak dalam pengurusan administrasi, khususnya mereka yang mampu menyelesaikan studinya dalam waktu yang normal di samping mempunyai perencanaan yang baik mengenai fase hidupnya.
Advertisement